Sektor Jasa Keuangan

Sektor Jasa Keuangan Indonesia Cetak Rekor Mengesankan di Tahun 2024: Stabilitas dan Pertumbuhan Diapresiasi

Sektor Jasa Keuangan Indonesia Cetak Rekor Mengesankan di Tahun 2024: Stabilitas dan Pertumbuhan Diapresiasi
Sektor Jasa Keuangan Indonesia Cetak Rekor Mengesankan di Tahun 2024: Stabilitas dan Pertumbuhan Diapresiasi

Jakarta - Sektor jasa keuangan (SJK) Indonesia mencatatkan kinerja luar biasa sepanjang tahun 2024, dan tren positif ini diproyeksikan akan berlanjut hingga tahun 2025. Hal ini terungkap setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan berbagai capaian penting dari industri jasa keuangan selama tahun tersebut. Salah satu sorotan utamanya adalah kinerja intermediasi yang tinggi, di mana industri perbankan berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 7.827 triliun. Pertumbuhan ini mencapai 10,39% dengan risiko kredit yang tetap terkendali, Kamis, 13 Februari 2025.

Dalam sektor pembiayaan, piutang dari perusahaan pembiayaan meningkat 6,92% menjadi Rp 503,43 triliun pada tahun 2024. Di sisi lain, sektor fintech peer-to-peer lending mencatat pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 29,14% hingga mencapai Rp 77,02 triliun. Pembiayaan melalui produk 'buy now pay later' juga mengalami peningkatan signifikan, dengan realisasi oleh perbankan dan perusahaan pembiayaan masing-masing mencapai Rp 22,12 triliun dan Rp 6,82 triliun, tumbuh 43,76% dan 37,6%.

Penghimpunan dana di pasar modal juga lebih tinggi dari target, mencapai Rp 259,24 triliun dari 199 penawaran umum, dengan sektor keuangan mendominasi sebesar 36%. Pertumbuhan ini turut mendorong peningkatan jumlah investor pasar modal, yang melonjak enam kali lipat dalam lima tahun terakhir menjadi 14,87 juta investor hingga akhir 2024.

Likuiditas industri jasa keuangan di Indonesia juga dicatat lebih dari cukup, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) sektor perbankan tercatat di 26,69%, menjadi yang tertinggi di kawasan sekitarnya. Ini menunjukkan solvabilitas dan stabilitas yang kuat dalam industri.

Menurut Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Institute, performa mengesankan ini menandakan kondisi stabil dan sehat dari sektor jasa keuangan nasional. “Tingkat likuiditas lembaga jasa keuangan kita sangat baik, di atas sudah ambang batas yang dipersyaratkan. Permodalan juga jauh melebihi batas minimal, dan keuntungan industri jasa keuangan menunjukkan angka yang sangat baik,” ungkap Piter kepada CNBC Indonesia.

Meski ada sejumlah tantangan dalam sektor ini, seperti kasus Jiwasraya dan Asabri, Piter memastikan bahwa masalah ini telah ditangani dengan baik sehingga tidak mengganggu kinerja industri jasa keuangan secara keseluruhan. “Ini menunjukkan bahwa industri keuangan kita relatif stabil dan sehat, walaupun kondisi ekonomi global tidak sepenuhnya mendukung,” tambahnya.

Menyoal peran OJK, Piter memberikan apresiasi terhadap regulasi dan pengawasan yang diberlakukan, yang menurutnya berhasil menjaga kestabilan industri keuangan. “Berbagai aturan yang diterbitkan OJK sangat perlu diapresiasi, terutama dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Ini penting untuk perlindungan nasabah,” jelas Piter.

Memasuki tahun 2025, Piter mengingatkan bahwa dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian bisa membawa dampak negatif ke sektor jasa keuangan nasional. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi. “Tantangan terbesarnya adalah mempertahankan kinerja yang baik, stabil, dan sehat serta terus berkontribusi untuk perekonomian nasional,” papar Piter.

Dengan target pertumbuhan kredit sekitar 9%-11% dan dana pihak ketiga sebesar 6%-8% yang dipatok OJK untuk tahun 2025, Piter merasa optimistis bahwa angka tersebut realistis dan bisa tercapai, terutama jika kebijakan makro ekonomi dari pemerintah, baik fiskal maupun moneter, lebih bersifat ekspansif. “OJK telah menempatkan target yang realistis. Dengan dukungan kebijakan makro yang tepat, ada kemungkinan untuk mencapai target yang lebih tinggi lagi,” pungkas Piter.

Secara keseluruhan, kinerja sektor jasa keuangan Indonesia sepanjang 2024 dinilai sangat positif. Dengan landasan yang kuat dan dukungan kebijakan yang tepat, sektor ini diharapkan dapat terus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih akan berlangsung.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index