JAKARTA - Proyek pembangunan Jalan Tol Padang-Sicincin kembali menuai protes dari masyarakat Nagari Kapalohilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padangpariaman. Warga mengadakan aksi dan audiensi dengan PT Hutama Karya Infrastruktur atau HKI, menuntut penyelesaian dampak negatif yang mereka rasakan akibat pengerjaan jalan tol tersebut.*
Rabu kemarin, suasana di Lubuakpandan memanas seiring diadakannya audiensi penting antara warga dan pihak HKI. Ini merupakan upaya warga untuk ketiga kalinya setelah dua mediasi sebelumnya gagal mencapai solusi yang konkret. Ferdiansyah, yang bertindak sebagai koordinator aksi, menyampaikan kekecewaan masyarakat terhadap dampak pembangunan jalan tol yang dinilai telah merugikan mereka.
“Masyarakat Kapalohilalang merasa dirugikan dengan adanya proyek ini karena banyak masalah lingkungan yang timbul,” ujarnya.
Berbagai tuntutan diajukan oleh masyarakat, antara lain kompensasi untuk sawah yang tertimbun akibat sedimentasi proyek, rumah-rumah yang mengalami keretakan akibat getaran konstruksi, serta meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA di lingkungannya akibat debu dari mobilisasi material. Situasi ini membebani kesehatan dan perekonomian warga setempat, yang bergantung pada pertanian dan usaha kecil.
Ferdiansyah menekankan, “Kami atas nama masyarakat Nagari Kapalohilalang ingin mengadakan audiensi terkait dampak pembangunan tol ini, yang menurut kami banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.”
Menanggapi protes dari warga, Andi Prahmana selaku Humas PT HKI menyampaikan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai langkah untuk mengidentifikasi dampak-dampak yang dilaporkan. PT HKI, lanjutnya, berkomitmen untuk menyelesaikan dampak lingkungan serta memberikan kompensasi yang layak kepada masyarakat terdampak.
Terkait dengan sawah yang terkena dampak sedimentasi, PT HKI mengakui bahwa pendataan telah dilakukan, dan sosialisasi mengenai kompensasi akan segera dilakukan bagi mereka yang belum terdata. Selain itu, survei tambahan akan dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua warga yang terkena dampak mendapat perhatian yang layak.
Sementara itu, masalah keretakan rumah akibat getaran dan pemancangan juga menjadi perhatian penting. Andi menggarisbawahi bahwa pemetaan terhadap rumah-rumah yang terpengaruh masih berlangsung dan akan diteruskan hingga semua wilayah terdampak teridentifikasi dengan tepat.
“Bukan hanya masalah sawah dan rumah, kami juga menemukan adanya gangguan dari pekerjaan blasting yang mempengaruhi peternakan ayam di daerah ini,” ungkap Andi. Ia memastikan PT HKI akan memberikan kompensasi lanjutan dan menindaklanjuti masalah ini dengan serius.
Tidak hanya itu, perbaikan saluran air ke sawah yang terputus juga menjadi prioritas PT HKI. Kendati saat ini terhalang oleh akses lokasi yang tertutup, khususnya di dekat Rumah Makan Uni Evi, HKI telah berjanji untuk menyelesaikannya. Dampak terhadap kolam ikan domestik juga telah diidentifikasi dengan 51 kolam ikan yang terdampak dan pendataan lebih lanjut direncanakan mulai 24 Februari.
Proyek Tol Padang-Sicincin sejatinya diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian di wilayah Sumatera Barat. Namun, benturan dengan realitas lokal yang dialami masyarakat setempat menjadi PR besar bagi pemerintah dan pelaksana proyek. Penting bagi pihak terkait untuk menyelesaikan isu ini agar masyarakat dapat merasakan manfaat pembangunan tanpa merugi.
Melangkah ke depan, diharapkan ada sinergi yang lebih baik antara masyarakat dan PT HKI dalam mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Masyarakat berharap janji yang diucapkan tidak hanya berhenti sebagai janji, tetapi segera diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata yang dapat dirasakan langsung oleh mereka. Sehingga, manfaat yang berasal dari pembangunan infrastruktur ini dapat dirasakan dan dinikmati oleh semua pihak tanpa meninggalkan satu pihak pun merasa dirugikan.