Minyak

Indonesia Targetkan Produksi Minyak Mencapai 1 Juta Barel per Hari pada 2028 sampai 2029

Indonesia Targetkan Produksi Minyak Mencapai 1 Juta Barel per Hari pada 2028 sampai 2029
Indonesia Targetkan Produksi Minyak Mencapai 1 Juta Barel per Hari pada 2028 sampai 2029

Jakarta — Upaya Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak nasional mendapat dorongan besar dengan target ambisius yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan lifting minyak hingga mencapai 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029.

Presiden Prabowo telah menetapkan sasaran ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak dan memperkuat ketahanan energi nasional. "Presiden Prabowo menargetkan kami, dan beliau sudah mencanangkan agar pada 2028-2029 lifting kita sudah harus mencapai 900 ribu sampai 1 juta barel per hari," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

Peningkatan produksi ini dianggap sebagai langkah penting dalam upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah energi global. Bahlil mengakui, bagaimanapun, bahwa pencapaian target ini tidaklah mudah. "Ini adalah tantangan besar yang membutuhkan kerja keras dan inovasi teknologi," katanya.

Meski demikian, Bahlil tetap optimistis karena cadangan minyak Indonesia masih sangat potensial, terutama di Blok Rokan di Riau. "Saya baru pulang dari Rokan, dan minyaknya masih banyak. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan produksinya. Untuk itu, kita akan melakukan intervensi dengan teknologi," tambahnya.

Sebagai bagian dari strategi ini, pemerintah berencana memanfaatkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan produksi minyak. Selain itu, metode pengeboran horizontal juga akan diterapkan, mengambil inspirasi dari kesuksesan Amerika Serikat yang telah meningkatkan produksi minyak mereka hingga empat kali lipat dengan teknik ini.

"Selama ini kita masih banyak menggunakan metode pengeboran vertikal. Sementara di Amerika, dari produksi 3,5 juta barel per hari bisa naik menjadi 13 juta barel per hari dengan teknik pengeboran horizontal. Teknologi seperti ini yang akan kita terapkan di beberapa wilayah kerja di Indonesia," jelas Bahlil.

Tidak hanya berhenti pada teknologi, pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat eksekusi terhadap sumur eksplorasi yang sudah selesai namun belum memasuki tahap produksi. Bahlil mengatakan ada 301 sumur yang masuk dalam kategori ini, dan semuanya memerlukan perhatian segera.

"Saya sudah perintahkan kepada kepala SKK Migas dan pemegang konsesi, baik BUMN seperti Pertamina maupun perusahaan lain, agar segera menindaklanjuti sumur-sumur yang sudah selesai eksplorasi tetapi belum berproduksi. Jika tidak ada tindak lanjut, akan kami tinjau ulang," pungkasnya.

Target peningkatan produksi minyak ini juga dipandang sebagai peluang besar bagi sektor energi nasional untuk meningkatkan nilai tambah dan membuka kesempatan bagi investasi di sektor ini. Dengan mengadopsi teknologi terbaru dan mempercepat proses produksi, diharapkan Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan energi domestik tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar energi internasional.

Pemerintah optimis bahwa dengan kerjasama antara BUMN, sektor swasta, serta dukungan dari institusi riset dan akademik, target ini bisa dicapai. Namun, keberhasilan rencana ini akan sangat bergantung pada implementasi yang tepat waktu dan koordinasi yang efektif di lapangan. Dengan demikian, sektor energi Indonesia diharapkan dapat berdiri lebih kuat dan mandiri di masa yang akan datang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index