Jakarta - Dalam dekade terakhir, perkembangan ekonomi global telah mengalami akselerasi yang pesat. Di tengah-tengah pertumbuhan ini, salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia adalah bagaimana menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat, Selasa, 11 Februari 2025.
Merujuk pada studi terbaru berjudul “Examining the interplay between green technology, CO2 emissions, and life expectancy in the ASEAN-5 countries: insights from the panel FMOLS and DOLS approaches,” yang mengkaji hubungan antara adopsi teknologi hijau, emisi karbon dioksida (CO2), dan harapan hidup di ASEAN-5, para peneliti menemukan hasil yang menarik. Penelitian ini merupakan kolaborasi dari beberapa akademisi, termasuk Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.
ASEAN-5, yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, dikenal sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, pertumbuhan ini diiringi oleh peningkatan konsumsi energi yang tinggi. Selama dua dekade terakhir, permintaan energi di kawasan ini meningkat rata-rata 3% per tahun, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Hal ini mengakibatkan meningkatnya emisi CO2 hingga 3% per tahun, melampaui angka global sebesar 1%. Kenaikan emisi ini berpotensi menurunkan kualitas udara dan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, serta memengaruhi harapan hidup.
Penelitian Terbaru: Metodologi dan Temuan
Penelitian yang dilakukan menggunakan data dari tahun 1995 hingga 2020 ini mengadopsi metode Fully Modified Ordinary Least Squares (FMOLS), Dynamic Ordinary Least Squares (DOLS), dan Cross Sectional Autoregressive Distributed Lag (CS-ARDL). Metode-metode ini mengevaluasi hubungan jangka panjang dan pendek antara teknologi hijau, emisi CO2, pengeluaran kesehatan, dan produk domestik bruto terhadap angka harapan hidup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi teknologi hijau memiliki dampak positif terhadap harapan hidup di kawasan ASEAN-5. Terutama di Singapura dan Filipina, teknologi hijau terbukti berperan signifikan dalam mengurangi polusi udara—faktor utama yang menyebabkan penyakit pernapasan. "Penggunaan teknologi hijau menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup melalui pengurangan polusi," ujar Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla.
Emisi CO2, di sisi lain, memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Sebagai penyebab utama perubahan iklim, CO2 memicu terjadinya peristiwa cuaca ekstrem dan perubahan pola penyakit, yang pada akhirnya mengancam kesehatan masyarakat. Kendati tingkat signifikansinya bervariasi di antara model yang digunakan, tren ini memerlukan perhatian serius. Pemerintah membutuhkan kebijakan yang komprehensif untuk memprioritaskan praktik berkelanjutan dan kesehatan masyarakat seiring dengan upaya meningkatkan kemakmuran ekonomi.
Pentingnya Investasi Kesehatan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran kesehatan juga berperan penting dalam meningkatkan harapan hidup, terutama di Thailand dan Filipina. Dengan memperbesar investasi dalam infrastruktur kesehatan, masyarakat dapat mengakses layanan medis yang lebih baik, fasilitas kesehatan, dan pengobatan preventif. Ini membantu mengurangi angka kematian dan memperpanjang usia harapan hidup.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif terhadap harapan hidup, khususnya di Thailand, Filipina, dan Singapura. Peningkatan pendapatan memungkinkan akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar seperti makanan bergizi, perumahan layak, dan sanitasi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan mutlak diperlukan agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Rekomendasi Kebijakan untuk ASEAN-5
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk negara-negara ASEAN-5:
1. Tingkatkan Adopsi Teknologi Hijau: Pemerintah diharapkan memberi insentif, seperti pemotongan pajak atau subsidi untuk energi terbarukan, guna mendorong penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
2. Kurangi Emisi CO2: Kebijakan transisi ke energi bersih sangat dibutuhkan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
3. Perbesar Investasi Kesehatan: Alokasi anggaran untuk sektor kesehatan perlu ditingkatkan guna memperkuat infrastruktur kesehatan.
4. Integrasikan Kebijakan Ekonomi dan Lingkungan: Dengan mengadopsi kebijakan yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi, pengurangan emisi, dan investasi kesehatan, ASEAN-5 dapat mengatasi tantangan lingkungan dan kesehatan sekaligus berkontribusi dalam menghadapi masalah global seperti perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah strategis ini, ASEAN-5 dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan, menawarkan kontribusi berarti terhadap tantangan global.