UMKM 2025

PT Bank Syariah Indonesia Siap Genjot Pembiayaan Konsumer dan UMKM Pada 2025

PT Bank Syariah Indonesia Siap Genjot Pembiayaan Konsumer dan UMKM Pada 2025
PT Bank Syariah Indonesia Siap Genjot Pembiayaan Konsumer dan UMKM Pada 2025

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), atau yang lebih dikenal dengan nama BSI, telah mengumumkan fokus segmen pembiayaannya untuk tahun 2025. Dalam agenda strategisnya, BSI akan menitikberatkan pada pembiayaan konsumer, pembiayaan wholesale, serta pembangunan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini diambil demi memperkuat posisinya dalam industri perbankan syariah serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan, Jumat, 7 Februari 2025.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, membuka rencana besar ini dalam konferensi pers daring yang meninjau kinerja keuangan BSI tahun 2024 yang berlangsung pada Kamis, 6 Januari 2025. Ia menekankan bahwa meskipun pembiayaan konsumer tetap menjadi pilar utama, potensi bisnis dari produk berbasis emas, seperti cicil emas dan gadai emas, akan semakin digali. Menurut Hery, “Pembiayaan konsumer kita akan terus fokus di Griya dan Mitraguna. Untuk emas, hingga Desember 2024, pertumbuhannya telah mencapai Rp12,8 triliun atau mengalami pertumbuhan hampir 80% secara year-on-year.”

Tidak hanya fokus pada laju pertumbuhan, Hery juga menekankan perlunya peningkatan kualitas pembiayaan untuk mencegah kenaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Aspek ini penting untuk menjaga kesehatan keuangan bank, terutama di tengah tantangan ekonomi global. Ia menambahkan, "Rasio pembiayaan bermasalah alias non-performing financing (NPF) gross posisi Desember 2024 sebesar 1,90% dan NPF net di bawah 1% merupakan salah satu yang terendah di industri perbankan nasional."

Untuk memperkuat posisinya dalam segmen wholesale, BSI menggandeng induk perusahaan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dengan target meningkatkan portofolio pembiayaan wholesale hingga 30%. Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengatakan bahwa produk konsumer seperti emas mempunyai prospek cerah untuk tahun 2025. “Segmen wholesale juga kita lihat sebagai salah satu pendorong utama pembiayaan BSI,” ujarnya.

BSI pun akan memperluas pembiayaan kepada segmen SME dan mikro. Tahun 2024 menandai kali pertama bagi BSI untuk mencatat profitabilitas yang sangat baik, menandakan kesiapan bank ini untuk berkembang dalam segmen SME dan UMKM dengan kualitas yang terjaga. "Ini artinya, kita sudah mulai mampu untuk tumbuh di segmen SME dan UMKM dengan kualitas yang sehat dan baik," jelas Ade Cahyo.

Hingga akhir 2024, BSI telah mengucurkan pembiayaan sebesar Rp278,48 triliun, mengalami pertumbuhan 15,88% year-on-year (YoY). Pembiayaan segmen wholesale mencapai Rp77,22 triliun, dengan kenaikan 14,38% YoY. Sementara itu, pembiayaan segmen ritel mencapai Rp49,38 triliun, naik 16,86% YoY. Untuk pembiayaan segmen konsumer, bisnis emas & kartu mencapai Rp151,88 triliun, mengalami kenaikan 16,34% YoY. Aset BSI, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, juga meningkat 15,55% YoY, dari Rp353,62 triliun menjadi Rp408,61 triliun.

Tak hanya dari sisi pembiayaan, BSI juga membukukan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun pada tahun 2024, meningkat 22,83% YoY. ini adalah pertanda bahwa strategi ekspansif yang diterapkan BSI berhasil membuahkan hasil yang positif.

Dengan optimisme tinggi pada 2025, BSI berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui layanan perbankan syariah yang inovatif dan inklusif. Langkah strategis ini memperlihatkan komitmen BSI untuk memanfaatkan semua peluang pasar dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian dalam pengelolaan risiko. Strategi ini diharapkan bisa menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan pengelolaan risiko yang optimal, seiring dengan tantangan yang ada di industri perbankan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index