JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan realisasi penyerapan gula petani melalui Danantara telah mencapai hampir 100 persen.
Total anggaran yang digelontorkan mencapai sekitar Rp1,5 triliun, digunakan untuk membeli gula dari para petani. Sisa sekitar 16 ribu ton yang belum dibeli akan segera diselesaikan sesuai arahan Presiden.
Proses ini dilakukan secara bertahap agar gula petani terserap optimal. Hasil penjualan kembali digunakan untuk membeli gula berikutnya, sehingga anggaran dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Mekanisme ini menjaga harga tetap stabil dan memberikan kepastian pasar bagi petani.
Pola penyerapan yang sistematis juga memastikan ketersediaan gula di pasar nasional. Dengan langkah ini, pemerintah dapat mengontrol fluktuasi harga yang sering memengaruhi kesejahteraan petani. Keberhasilan program ini menjadi bukti sinergi antara pemerintah dan sektor swasta melalui Danantara.
Selain itu, mekanisme ini memberi dorongan tambahan bagi petani untuk terus meningkatkan produksi tebu. Petani pun dapat merencanakan panen mereka dengan lebih pasti. Upaya ini mendukung stabilitas pangan nasional sekaligus mendorong produktivitas sektor pertanian.
Pola Penyerapan dan Mekanisme Dana
Mekanisme penyerapan gula dilakukan dengan memutar dana Rp1,5 triliun secara efektif. Gula dibeli dari petani, dijual ke pasar, lalu hasil penjualan digunakan untuk pembelian berikutnya. Strategi ini bukan sekadar membeli, tetapi juga menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan.
Menteri Amran menekankan bahwa mekanisme ini memberikan solusi konkret untuk memastikan gula petani terserap maksimal. Setiap transaksi membantu menstabilkan harga di tingkat petani dan konsumen.
Sistem ini juga memberikan keuntungan lebih bagi para petani sekaligus meminimalkan risiko penumpukan stok yang tidak terserap. Kebijakan ini menjadi contoh bagaimana dana publik dapat dimanfaatkan secara cerdas untuk mendukung pertanian.
Proses yang transparan dan berulang memungkinkan kontrol yang lebih baik. Pihak terkait dapat memonitor ketersediaan gula di pasar dengan lebih akurat.
Pola pembelian bertahap ini juga menumbuhkan kepercayaan petani terhadap mekanisme penyerapan pemerintah. Dengan kepastian pasar, petani merasa lebih aman dalam menanam dan menjual hasil panen mereka. Hal ini menjadi kunci keberlanjutan produksi tebu di Indonesia.
Peran Pemerintah dan PT Danantara
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut pemerintah telah menyerap 40 ribu ton gula dari petani setelah menerima suntikan dana Rp1,5 triliun dari Danantara.
Pembelian dilakukan secara bertahap agar pasar tetap seimbang dan harga gula tidak merosot. Pemerintah hanya membeli gula yang tidak terserap pasar, mirip dengan mekanisme Bulog menyerap beras petani.
Dana yang disiapkan tidak harus habis sepenuhnya; bila masih ada gula yang belum terserap, anggaran tambahan akan diajukan. PT Danantara Asset Management (DAM) menyediakan dana berupa shareholder loan senilai Rp1,5 triliun untuk mendukung serapan ini.
Dana ini menjadi instrumen utama untuk membeli gula petani tebu dan menjaga ketersediaan pasar. Selain itu, pemerintah bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID FOOD) untuk melakukan offtake gula dari pabrik-pabrik gula.
Pabrik gula milik SGN dan ID FOOD menjadi titik utama pembelian gula petani tebu. Kerjasama ini memastikan penyerapan berlangsung lancar dan sesuai rencana.
Kehadiran Danantara dan BUMN pangan membantu mempercepat penyerapan gula petani. Langkah ini tidak hanya menjaga harga, tetapi juga menstimulasi produksi dan distribusi. Program ini menciptakan model penyerapan yang berkelanjutan bagi kebutuhan nasional.
Offtake Gula Petani dan Dampak Stabilitas
Offtake gula petani difokuskan pada gula tebu agar harga tetap stabil dari hulu hingga hilir. Strategi ini mencegah rembesan gula rafinasi yang dapat menambah tekanan pada biaya logistik dan pembiayaan. Dengan kontrol yang baik, pemerintah dapat menjaga ketersediaan gula nasional.
Dengan langkah ini, petani tetap sejahtera karena mendapat kepastian pasar. Harga gula di tingkat petani dan konsumen dapat terjaga secara proporsional. Hal ini juga memberikan dorongan bagi sektor pertanian untuk terus meningkatkan produktivitas tebu.
Penyerapan gula petani melalui mekanisme yang terstruktur menjadi contoh sinergi antara pemerintah, BUMN, dan swasta. Setiap tahapan proses dirancang untuk memastikan pasokan gula stabil dan harga terjaga.
Program ini menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung perekonomian nasional. Mekanisme ini diharapkan menjadi model bagi komoditas lain di sektor pertanian.
Dengan sistem pembelian dan penjualan berulang, dana yang tersedia dapat dimanfaatkan maksimal. Petani pun mendapatkan kepastian pasar dan keuntungan yang lebih baik, mendukung kesejahteraan mereka dan stabilitas pangan nasional.