Sritex Hentikan Operasi, Saham Terancam Delisting dari BEI

Senin, 03 Maret 2025 | 13:34:14 WIB
Sritex Hentikan Operasi, Saham Terancam Delisting dari BEI

JAKARTA - Keputusan mengejutkan datang dari PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan Sritex. Perusahaan tekstil ternama ini secara resmi mengumumkan penghentian seluruh operasionalnya mulai 1 Maret 2025. Langkah drastis ini diprediksi akan berdampak besar terhadap posisi saham Sritex di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan potensi penghapusan pencatatan saham menjadi ancaman nyata.

Penutupan operasi secara permanen ini menjadi pukulan telak bagi industri tekstil Indonesia. Tidak hanya menandai akhir dari perjalanan panjang Sritex, keputusan ini juga membawa dampak besar bagi ribuan karyawan yang terancam kehilangan pekerjaan. Penutupan ini telah menyebabkan kekhawatiran besar di kalangan pemangku kepentingan, termasuk investor dan pemerintah.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, memberikan pandangannya terkait situasi terkini. Dalam keterangannya baru-baru ini, ia menyatakan bahwa pihak BEI telah mengadakan diskusi internal dengan tim manajemen Sritex untuk mendapatkan kejelasan mengenai kondisi perusahaan. "Kami masih menunggu. Kami juga sedang memproses dan mempersiapkan segala sesuatunya. Tentu saja, kami menunggu perkembangan lebih lanjut," ujar Nyoman di Gedung BEI pada Jumat (28/2).

Nyoman menjelaskan, BEI berencana untuk melakukan verifikasi langsung terhadap kondisi Sritex. Langkah ini melibatkan permintaan untuk keterbukaan informasi dari pihak perusahaan, serta kunjungan langsung ke lokasi untuk memastikan semua fakta yang diperlukan sebelum membuat keputusan akhir. Pendekatan ini menunjukkan komitmen BEI untuk memastikan kejelasan dan transparansi bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penghapusan saham perusahaan dari BEI bukanlah langkah yang diambil secara gegabah. Prosesnya melibatkan berbagai tahapan evaluasi dan pemeriksaan mendalam untuk memastikan semua kebijakan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan. Jika Sritex didepak dari bursa, hal ini akan menjadi salah satu kasus signifikan dalam sejarah pasar modal Indonesia.

Fenomena ini sekaligus memunculkan banyak pertanyaan mengenai masa depan sektor tekstil di Indonesia yang telah mengalami berbagai tantangan dalam beberapa tahun terakhir. Persaingan global, perubahan tren konsumsi, serta masalah internal seperti efisiensi dan manajemen, seringkali membuat perusahaan lokal sulit bertahan.

Bagi para investor, situasi ini jelas menimbulkan ketidakpastian. Para pemegang saham Sritex harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Dengan kemungkinan delisting yang semakin nyata, opsi investasi mereka kini terpaksa dievaluasi ulang. "Bagi kami yang telah berinvestasi di Sritex, ini adalah situasi yang sangat menantang. Kami berharap ada solusi yang menguntungkan bagi semua pihak," ujar salah satu investor yang tidak ingin disebutkan namanya.

Bagi ribuan karyawan Sritex, berita ini tentunya membawa keprihatinan besar terkait masa depan mereka. Pemutusan hubungan kerja yang melibatkan banyak karyawan akan membutuhkan perhatian serta dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak lainnya untuk mengurangi dampak sosial ekonomi yang mungkin timbul.

Di sisi lain, keputusan Sritex mungkin juga memicu diskusi lebih lanjut mengenai kebijakan pemerintah dalam mendukung industri tekstil nasional. Perlu ada evaluasi strategi dan kebijakan industri untuk memastikan daya saing dan keberlanjutan sektor ini ke depannya.

Keberlanjutan operasional perusahaan besar seperti Sritex seharusnya menjadi perhatian yang mendapat perhatian lebih besar dari publik dan pemerintah. Munculnya potensi delisting ini perlu dijadikan pelajaran bagi perusahaan lain agar lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan industri.

Sekarang, semua mata tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh manajemen Sritex dan regulasi yang akan diterapkan oleh BEI. Proses pemulihan dan mitigasi dampak dari keputusan ini harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari gejolak lebih lanjut dalam industri dan ekonomi secara keseluruhan.

Pada akhirnya, waktu yang akan menjawab bagaimana masa depan Sritex dan dampak yang ditimbulkannya terhadap industri tekstil di Indonesia. Kejelasan dan transparansi dari semua pihak yang terlibat menjadi kunci untuk memastikan transisi yang efektif dan meminimalkan dampak negatif bagi seluruh pemangku kepentingan.

Terkini

Harga Infinix Hadirkan Hot 60 Pro dan Note 50x 5G Terbaru

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:53 WIB

Huawei Pura 80 Hadir dengan Kamera Ultra dan Desain Premium

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:51 WIB

Lenovo Yoga 9i Aura Edition Lengkap dengan Stylus Canggih

Selasa, 23 September 2025 | 16:07:46 WIB