Jakarta — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih menunggu penyelesaian proses pemindahan portofolio Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Jiwasraya, di tengah rencana pembubaran perusahaan asuransi milik negara tersebut. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, mengungkapkan bahwa tahap pemindahan telah dilakukan untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Jiwasraya ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life).
"Kami sudah berikan izin untuk pemindahan DPLK itu. DPLK Jiwasraya sudah memiliki rumah barunya di DPLK IFG Life," ujar Ogi Prastomiyono, saat ditemui di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
Rencana pembubaran Asuransi Jiwasraya dijadwalkan untuk dilaksanakan tahun ini, seiring dengan pembubaran beberapa pengelola DPPK lainnya yang sudah rampung dilakukan OJK. Ogi menjelaskan, "Kalau itu pendirinya sudah bubar, maka DPPK-nya itu pun bubar. Portofolio tersebut bisa ditindaklanjuti dengan solusi yang beragam, bisa dipindahkan ke pengelola dana pensiun lainnya, ke DPLK, atau yang lain."
Di sisi lain, Ogi memastikan bahwa kewajiban kepada peserta dana pensiun yang dibubarkan dapat dipenuhi dengan baik. "So far, kewajiban kepada peserta itu dapat dipenuhi ya," ungkapnya, optimis bahwa tidak akan ada banyak keributan dari segi dana pensiun.
Dalam perkembangan lainnya terkait regulasi cut loss, Ogi menyatakan bahwa akan disusun Peraturan Pemerintah mengenai liabilitas aset untuk program dana pensiun yang terkait keuangan negara. "Kalau yang dana pensiun nonkepemilikan sukarela itu, ya tergantung daripada peraturan pengelola dana pensiun masing-masing. Itu swasta ya, itu suatu hal yang biasa," tambahnya.
Direktur Utama IFG Life, Budi Tampubolon, mengungkapkan pada kesempatan yang sama bahwa hampir semua portofolio nasabah Jiwasraya telah berhasil dialihkan ke IFG Life. "Pemindahan portofolio nasabah Jiwasraya ke IFG Life sudah mencapai 99,9 persen, dan pengalihan total aset mencapai 99,7 persen," jelas Budi setelah menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) di Jakarta.
Namun demikian, Budi menekankan pentingnya menghormati keputusan nasabah yang memilih untuk tetap bertahan dengan Jiwasraya. "Yang menolak direstrukturisasi polisnya ke IFG Life adalah hak mereka. Jadi semua orang harus menghargai keputusan tersebut," jelas Budi.
Asuransi Jiwasraya diproyeksikan akan dibubarkan setelah terjerat dalam skandal gagal bayar yang melibatkan sejumlah mantan direksi dan perusahaan mitra. Kasus ini juga menjerat beberapa pejabat pemerintahan, termasuk penetapan tersangka baru oleh Kejaksaan Agung, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, pada Jumat malam, 7 Februari 2025. Saat dugaan korupsi itu terjadi, Isa diketahui menjabat sebagai Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) periode 2006-2012.
Pemindahan portofolio DPPK Jiwasraya selanjutnya masih menjadi perhatian utama bagi OJK. Kehati-hatian dalam proses ini menjadi kunci untuk memastikan keamanan dan keadilan bagi seluruh peserta dana pensiun. Dengan pembubaran Jiwasraya yang transfer portofolionya hampir selesai, diharapkan tidak ada gangguan lebih lanjut dalam pelayanan terhadap nasabah yang masih bertahan maupun yang telah beralih ke IFG Life.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh OJK dan IFG Life untuk memastikan transisi ini berjalan mulus dan tetap mengutamakan kepentingan nasabah. Dengan adanya peraturan dan kebijakan yang terus berkembang, baik dari sisi liabilitas aset maupun penyelesaian kasus hukum terkait skandal Jiwasraya, perhatian semua pihak kini tertuju pada penanganan yang adil dan tepat sasaran.