Jakarta - Jumlah investor di pasar modal Indonesia mencatat sejarah baru dengan menembus angka 15 juta single investor identification (SID) pada awal tahun 2025. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerjasama erat yang terjalin antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organization (SRO), anak-anak usahanya, dan berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi ini mendorong pertumbuhan melalui program edukasi pasar modal yang inovatif dan berkesinambungan.
Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), menyatakan bahwa pencapaian ini adalah bukti dari peran penting pasar modal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Potensi ini hanya dapat terwujud jika seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, regulator, korporasi, dan investor, bersinergi untuk memajukan pasar modal yang lebih inklusif, transparan, dan berdaya saing global," ujar Iman, Rabu, 12 Februari 2025.
Berdasarkan laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis pada Kamis, 31 Januari 2025, jumlah investor di pasar modal mencapai 15.161.166 SID. Angka ini menandakan peningkatan sebesar 289.527 SID dibandingkan bulan Desember 2024, dan lebih tinggi 144.639 SID dari pertumbuhan bulanan di Januari 2024 yang sebesar 144.888 SID.
Pertumbuhan ini menunjukkan optimisme dan minat yang tinggi masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Kenaikan ini juga didorong oleh meningkatnya literasi keuangan dan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi, terutama dalam kepemilikan saham sebagai instrumen investasi jangka panjang.
BEI telah melakukan serangkaian inisiatif strategis untuk mencapai dan bahkan melampaui pencapaian 14 juta SID sebelumnya. Sepanjang tahun 2024, BEI aktif menggelar Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024), Road to CMSE 2024 Duta Pasar Modal, serta berbagai program inovatif lainnya. Total, ada 34.676 kegiatan edukasi yang dilaksanakan, melibatkan lebih dari 59,66 juta peserta baik secara daring, luring, maupun hybrid. Semua ini dijalankan di bawah kampanye besar bernama Aku Investor Saham.
Memasuki tahun 2025, BEI melanjutkan komitmennya dengan mengadakan 411 kegiatan edukasi di berbagai wilayah. Acara tersebut mencakup sekolah pasar modal, forum investor, edukasi publik, kunjungan ke BEI, serta pembuatan konten edukasi di media sosial. Upaya ini menunjukkan keseriusan BEI dalam menjangkau masyarakat luas dan memastikan pertumbuhan jumlah investor yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 280 juta jiwa, potensi pertumbuhan jumlah investor di pasar modal masih sangat besar. "BEI mengoptimalkan program-program edukasi yang inovatif, agar semakin banyak masyarakat yang dapat berinvestasi dengan aman dan berkelanjutan," tambahnya.
Salah satu strategi utama BEI ke depan adalah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan seluruh masyarakat Indonesia, terutama mendorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif di pasar modal. Edukasi yang berkelanjutan dan terarah menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki akses dan pemahaman yang cukup tentang pasar modal.
Berbagai langkah strategis ini diharapkan tidak hanya menjaga momentum pertumbuhan jumlah investor, tetapi juga membangun fondasi pasar modal Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing global. Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, regulator, korporasi, dan masyarakat, pasar modal Indonesia siap melangkah ke tahap berikutnya dalam mendukung kemajuan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Dengan pencapaian ini, Indonesia terus menunjukkan potensinya sebagai salah satu pasar modal yang paling dinamis dan berkembang di kawasan Asia, siap menyongsong lebih banyak pertumbuhan dan inovasi di tahun-tahun mendatang.