Menuju 2024, 15% Kapasitas Listrik Indonesia Diproyeksikan Berasal dari Energi Baru Terbarukan

Selasa, 11 Februari 2025 | 13:23:12 WIB
Menuju 2024, 15% Kapasitas Listrik Indonesia Diproyeksikan Berasal dari Energi Baru Terbarukan

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia diproyeksikan mencapai 15,1 Gigawatt (GW) atau 15% dari total kapasitas listrik terpasang pada tahun 2024. Sumatera menonjol sebagai wilayah dengan kapasitas pembangkit dan bauran energi baru terbarukan (EBT) terbesar di Indonesia hingga tahun 2024.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia hingga 2024 diperkirakan mencapai 101,1 GW. “Sebanyak 86 GW masih didominasi oleh pembangkit fosil, sementara 15,1 GW atau 15% merupakan kontribusi dari pembangkit energi baru terbarukan,” ungkap Bahlil dalam tayangan di kanal YouTube Kementerian ESDM pada Selasa, 11 Februari 2025.

Menurut data Kementerian ESDM, Sumatera menyumbang komposisi bauran EBT terbesar di Indonesia dengan kapasitas 6,2 GW atau 33% dari total pembangkit EBT terpasang. Sedangkan, 86% sisanya berasal dari pembangkit berbasis fosil yang mencapai 12,4 GW. Bahlil Lahadalia menambahkan, “Sumatera menjadi contoh penting dalam transisi energi di Indonesia, mengingat tingginya kapasitas EBT yang terpasang, kami berharap wilayah lain dapat mengikuti jejak ini.”

Di posisi kedua, Sulawesi menunjukkan kemajuan signifikan dengan bauran EBT mencapai 20% atau sekitar 2,5 GW dari total kapasitas pembangkitnya, sementara sisa 80% atau 10,3 GW masih bergantung pada energi berbasis fosil. Mengikuti di belakangnya, Kalimantan menempati posisi ketiga dengan bauran EBT sebesar 14% atau 0,8 GW, dan 86% atau 4,7 GW dari kapasitas pembangkitnya merupakan pembangkit fosil.

Kondisi di pulau Jawa memperlihatkan tantangan tersendiri. Meskipun total kapasitas pembangkit terpasang di Jawa mencapai 54,5 GW, hanya 10% atau 5,3 GW yang berasal dari pembangkit EBT. Sisanya sebesar 90% atau 49,2 GW masih berasal dari sumber berbasis fosil. “Kami melihat ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk mendorong pengembangan EBT secara lebih masif di Jawa,” jelas Bahlil.

Di ujung timur Indonesia, Papua menunjukkan angka yang cukup berbeda, dengan EBT hanya menyumbang 3% atau 0,3 GW dari total kapasitas pembangkit terpasang. Sebagian besar, yaitu 97% atau 9,5 GW, berasal dari pembangkit fosil. “Papua memerlukan inspeksi dan strategi yang lebih terperinci agar potensi energi terbarukan di sana dapat dioptimalkan,” tambahnya.

Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong penggunaan energi baru terbarukan seiring dengan komitmen global untuk mencapai target Net Zero Emission. Berbagai regulasi dan insentif telah dipersiapkan untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke EBT di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai upaya mendukung pencapaian target energi baru terbarukan, Kementerian ESDM juga telah mengeluarkan roadmap transisi energi yang meliputi berbagai program strategis untuk meningkatkan kapasitas EBT dalam bauran energi nasional. Program ini tidak hanya mencakup peningkatan kapasitas terpasang tetapi juga efisiensi energi dan pengelolaan lingkungan.

Di tengah upaya ini, masyarakat dan pelaku industri diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mendukung perubahan menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Lebih lanjut, Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mencari sumber daya energi yang efisien dan ramah lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan langkah strategis yang diambil pemerintah, diharapkan Indonesia dapat mencapai target 23% bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan terus meningkatkan kontribusinya dalam skala internasional terkait pengurangan emisi karbon. Sebagaimana diungkapkan Bahlil Lahadalia, “Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi global dalam krisis iklim dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.”

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:14 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:10 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:08 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB