Jakarta — PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia, menjadi sorotan publik setelah munculnya isu kebocoran data nasabah yang disebarkan melalui media sosial. Namun, manajemen BBCA dengan tegas membantah klaim tersebut dan memastikan bahwa data nasabah mereka tetap aman.
Kabar mengenai tersebarnya data nasabah BCA ini bermula dari akun X milik seorang hacker dengan nama Bjorka yang mengklaim telah berhasil mengakses database BCA Mobile. Dalam klaimnya, Bjorka menyatakan bahwa ia memiliki informasi sensitif seperti nama nasabah, nomor rekening, riwayat transaksi, dan saldo rekening, Selasa, 11 Februari 2025.
Menanggapi isu yang mengkhawatirkan tersebut, Sekretaris Perusahaan BCA, Raymon Yonarto, menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran data yang terjadi. "Saat ini kami memastikan bahwa data nasabah BCA tetap aman,” ujarnya dalam keterbukaan informasi publik yang diterbitkan Selasa, 11 Februari 2025.
Lebih lanjut, Raymon menjelaskan bahwa BCA memiliki sistem keamanan yang canggih dan selalu berkomitmen dalam melindungi data nasabah. “Kami secara konsisten mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah,” jelas Raymon.
Dalam upaya menjaga keamanan informasi, BCA menekankan pentingnya kewaspadaan nasabah dalam berbagi data pribadi. "Nasabah juga terus diingatkan untuk tidak pernah membagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun. Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala," tambahnya.
BCA tidak hanya mengandalkan kesadaran nasabah dalam melindungi data pribadi mereka. Menurut Raymon, BCA secara aktif menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah. “Kami memiliki tim ahli yang bekerja sepanjang waktu untuk memonitor dan meningkatkan sistem keamanan kami,” kata Raymon.
Di era digital yang semakin berkembang, keamanan data menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak institusi keuangan. Ancaman siber seperti yang dilakukan oleh hacker Bjorka adalah salah satu contoh bagaimana informasi sensitif bisa disalahgunakan. Namun, komitmen BCA dalam menjaga privasi nasabah memberikan jaminan kepada masyarakat akan keamanan data mereka.
Selain itu, BCA juga mengingatkan nasabah untuk selalu memverifikasi setiap informasi yang diperoleh dari media sosial atau sumber berita yang tidak resmi. "Kami sarankan kepada nasabah untuk selalu mencari informasi langsung dari sumber resmi BCA dan tidak mudah terpancing dengan berita yang belum tentu kebenarannya," tegas Raymon.
BCA, sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keamanan dan kenyamanan bertransaksi bagi para nasabahnya. Sistem yang kuat dan upaya perlindungan data yang berkelanjutan sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian identitas atau penipuan online.
Ke depannya, BCA berjanji akan terus mengedukasi nasabah tentang pentingnya perlindungan data pribadi serta perkembangan modus penipuan terbaru yang bisa mengancam keamanan informasi. Dengan demikian, nasabah diharapkan dapat lebih waspada dan berperan aktif dalam menjaga keamanan data mereka sendiri.
Di tengah isu yang ramai dibicarakan, BCA menegaskan kembali komitmen mereka untuk menyediakan layanan perbankan yang aman dan terlindungi demi menciptakan kepercayaan yang lebih baik antara bank dan nasabahnya. Dengan standar keamanan yang tinggi dan langkah preventif yang terus ditingkatkan, BCA berupaya untuk memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan nasabah dapat berjalan dengan lancar dan aman.