Ancaman Ransomware Mengintai: Jutaan Data Nasabah Bank BCA Diduga Jadi Target Peretasan

Kamis, 06 Februari 2025 | 12:44:44 WIB
Ancaman Ransomware Mengintai: Jutaan Data Nasabah Bank BCA Diduga Jadi Target Peretasan

Jakarta - Dalam perkembangan terbaru di dunia keamanan siber, Bank Central Asia (BCA) saat ini tengah menjadi pusat perhatian setelah laporan ancaman ransomware yang diduga menargetkan jutaan data nasabahnya tersebar di dunia maya. Ancaman ini disebut-sebut berasal dari seorang hacker ternama bernama Bjorka yang mengungkapkan niat jahat tersebut melalui akun media sosialnya.

Ancaman Terbuka di Twitter

Akun Twitter milik Bjorka, @bjorkanesiaaa, mencuitkan sebuah ancaman kepada Bank BCA dengan menyertakan akun resmi bank tersebut, @BankBCA. Dalam cuitan yang dipublikasikan pada Kamis, 6 Februari 2024, Bjorka memperingatkan bahwa jika ancamannya tidak segera ditanggapi, Bank BCA berpotensi mengalami pelanggaran data skala besar.

"Sebuah kejutan bagi bank-bank di Indonesia, jika hal ini tidak direspons maka Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar-besaran," tulisnya dalam bahasa Inggris yang kemudian diikuti dengan ancaman terhadap institusi perbankan lainnya di Indonesia.

Potensi Kerugian Besar

Ancaman serupa juga mencemaskan sektor perbankan tanah air secara keseluruhan. Bjorka menyampaikan bahwa kelompok ransomware ini kemungkinan akan menyasar seluruh bank di Indonesia. Meskipun, ia mengungkapkannya dengan gaya bercanda yang mengundang perhatian dan spekulasi dari berbagai kalangan.

"BCA diincar oleh kelompok ransomware, dan mungkin akan menyasar seluruh bank yang ada di Indonesia, tapi entahlah, coba tebak saja, hahahaha," sambungnya sambil menambahkan nada gembira.

Data Terjual di Dark Forum

Sementara itu, keterangan lebih lanjut diungkapkan oleh Bjorka di sebuah forum gelap yang menyebutkan bahwa ada sekitar 4,9 juta database nasabah Bank BCA yang tengah diincar untuk dijual. Data tersebut dibanderol dengan harga fantastis, yaitu US$10.000 atau sekitar Rp160 juta.

Di forum tersebut, terlihat fasilitas penjualan database dan akses yang disebutkan dalam sebuah keterangan, "We sell databases and access, access prices are based on balance (Kami menjual database dan akses, harga akses berdasarkan saldo)."

Belum Ada Tanggapan Resmi

Hingga berita ini diturunkan, pihak Bank BCA belum memberikan pernyataan resmi terkait ancaman yang dilontarkan oleh Bjorka tersebut. Kondisi ini tentunya menimbulkan keresahan di kalangan nasabah dan publik mengingat potensi kerugian besar yang berpundak pada kasus peretasan data ini.

Kasus ini sejatinya merupakan salah satu dari sekian banyak insiden keamanan siber yang menimpa institusi finansial akhir-akhir ini. Para ahli keamanan siber menilai bahwa insiden yang dipicu oleh ransomware semakin mengkhawatirkan karena bisa berdampak pada dunia maya dan fisik.

Langkah Pencegahan

Dalam menanggapi kemungkinan serangan seperti ini, pakar keamanan siber menyarankan agar bank segera memperkuat sistem keamanan mereka. Mengingat cara kerja ransomware yang mengunci data penting dan menuntut tebusan, respons cepat dan tepat dianggap krusial untuk meminimalkan dampak potensial.

"Langkah pencegahan dan deteksi dini sangat penting dalam menghadapi ancaman siber. Institusi keuangan harus berinvestasi pada teknologi terbaru dan meningkatkan kewaspadaan," kata seorang pakar keamanan siber yang enggan disebutkan namanya.

Terkini