Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tingkatkan Pengelolaan Risiko Internal melalui Combined Assurance dan Three Lines Model

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:45:14 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tingkatkan Pengelolaan Risiko Internal melalui Combined Assurance dan Three Lines Model

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berkomitmen untuk memperkuat tata kelola dan integritas dengan meningkatkan pengelolaan risiko internal. Langkah ini dilakukan melalui penerapan combined assurance dan three lines model, serta kerangka kerja internasional yang mengikuti Global Internal Audit Standard (GIAS).

"Dalam penerapan ini, kita tidak hanya berpegang pada teori, tetapi mengacu pada standar internasional dan praktik terbaik yang diakui secara global. Sistem ini kami terapkan dalam konteks nasional dengan komitmen yang kuat," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2025.

Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menambahkan bahwa Bidang Audit, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Kualitas (ARK) OJK sudah memulai penerapan awal GIAS pada tahun 2024. "Early adoption ini akan membantu kita lebih siap menghadapi tantangan di masa depan dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko," ujarnya.

Untuk memperdalam pemahaman mengenai keamanan terkombinasi, OJK menggelar acara "Ngopi Pagi: Ngobrolin Pengawasan Internal, Penguatan Governansi, dan Integritas Bareng ARK" dengan tema "Mission: I’m Possible". Acara ini diadakan secara hybrid pada Selasa (4 Februari) di Jakarta dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan internal OJK.

Asurans terkombinasi adalah proses integrasi asuransi dan konsultansi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola, manajemen risiko, pengendalian internal, kualitas pengendalian, dan kepatuhan. Dengan pendekatan ini, OJK berharap dapat mengurangi redundansi dalam penugasan dan memastikan pencapaian tujuan organisasi.

Acara "Ngopi Pagi" ini diharapkan mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi antara berbagai lini dalam organisasi. OJK berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan teknologi dan praktik terbaik saat ini. Hal ini diharapkan dapat membuat OJK lebih tangkas dalam menghadapi perubahan dan dinamika risiko di masa depan.

Pemaparan dalam kegiatan tersebut juga mencakup strategi implementasi "GIAS Protocol", tantangan dan solusi yang mungkin dihadapi, serta Combined Assurance Plan 2025 dan penerapan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). Selain itu, acara ini juga membahas tentang peran lini pertama dalam implementasi GIAS, combined assurance, dan penguatan budaya sadar risiko dan kualitas di OJK.

Acara ini turut dihadiri oleh Angela Simatupang, Presiden The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, bersama anggota dewan audit OJK, deputi komisioner, dan kepala satuan kerja OJK. Kehadiran berbagai tokoh penting dalam bidang audit dan manajemen risiko ini menandakan pentingnya diskusi yang terjadi dalam acara tersebut.

“Penerapan GIAS bukan sekadar mengikuti standar, tetapi juga menyiapkan OJK untuk menjadi organisasi yang lebih tangguh menghadapi kompleksitas risiko di era digital,” tutur Angela Simatupang. Ia menambahkan bahwa langkah OJK ini sejalan dengan upaya global untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas lembaga keuangan.

Ke depan, OJK berharap langkah-langkah ini dapat mendorong peningkatan kualitas pengawasan internal dan kepatuhan terhadap standar internasional. "Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, kami optimistis OJK dapat terus beradaptasi dan mengelola risiko dengan lebih efektif," tutup Sophia Wattimena.

Melalui berbagai inisiatif ini, OJK menunjukkan keseriusannya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia. Dengan memperkuat tata kelola dan integritas, diharapkan OJK dapat terus menjadi lembaga yang handal dalam menghadapi berbagai tantangan di industri keuangan.

Terkini