Program SPHP Dukung Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan

Rabu, 24 September 2025 | 12:28:38 WIB
Program SPHP Dukung Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah memberikan dampak nyata terhadap harga beras di seluruh Indonesia.

Program ini berhasil menurunkan harga beras secara signifikan di 148 kabupaten/kota sekaligus menjaga daya beli masyarakat. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa jumlah daerah yang mengalami penurunan harga terus bertambah dari 132 menjadi 148 seiring masifnya intervensi distribusi SPHP di lapangan.

Menurutnya, capaian ini merupakan bukti nyata bahwa distribusi beras SPHP berjalan baik. "Artinya, penyaluran beras SPHP kita secara umum baik dan berdampak positif terhadap stabilitas pangan nasional. Tinggal kita jaga bersama dan beri perhatian khusus di 55 kabupaten/kota lainnya, yang masih mencatat kenaikan harga di atas satu persen," kata Arief.

Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya peran intervensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga komoditas utama seperti beras. Dengan harga yang terkendali, beban pengeluaran masyarakat menjadi lebih ringan dan daya beli tetap terjaga.

Bantuan Pangan Perkuat Daya Beli

Sebagai langkah lanjutan menjaga stabilitas, pemerintah menyalurkan stimulus ekonomi semester II berupa bantuan pangan. Program ini berisi 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng per bulan yang diberikan selama dua bulan kepada keluarga penerima manfaat.

Bantuan tersebut ditujukan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat pada periode Oktober-November. Kebijakan ini diharapkan mampu membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok sekaligus menahan tekanan kenaikan harga pangan. "Penambahan minyak goreng dalam paket bantuan pangan diharapkan menjadi pemicu stabilisasi harga di pasar," jelas Arief.

Dengan adanya bantuan ini, pemerintah tidak hanya menekan harga beras di pasar, tetapi juga memberikan dukungan langsung kepada masyarakat. Hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah menjaga keseimbangan antara ketersediaan pangan, keterjangkauan harga, dan perlindungan kelompok rentan.

Bantuan ini juga diharapkan mendorong konsumsi rumah tangga sehingga roda perekonomian tetap berputar di tengah potensi tekanan inflasi pangan yang mungkin terjadi menjelang akhir tahun.

Program SPHP Jagung untuk Peternak

Selain beras, pemerintah menyiapkan intervensi di sektor pakan ternak melalui program SPHP jagung. Bapanas telah mengalokasikan 52.400 ton jagung yang akan mulai disalurkan kepada 2.109 peternak mandiri skala mikro, kecil, dan menengah.

Penyaluran ini hasil verifikasi bersama Kementerian Pertanian dan Bulog, dengan tujuan menekan gejolak harga pakan yang berimbas pada harga daging ayam dan telur di pasaran. Pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp78 miliar untuk mendukung program ini.

Harga penyaluran ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram agar peternak bisa membeli pakan dengan harga wajar dan menjaga keberlanjutan produksi. "Langkah ini dilakukan agar harga pakan, khususnya jagung, tetap terkendali sehingga peternak rakyat bisa berproduksi lebih baik," ujar Arief.

Program SPHP jagung ini diharapkan memberikan dampak berantai yang positif. Harga pakan yang terkendali akan menjaga harga daging ayam dan telur tetap stabil sehingga konsumen tidak terbebani.

Dengan demikian, upaya pemerintah tidak hanya berfokus pada komoditas beras tetapi juga menjaga rantai pasok pangan secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan misi memperkuat ketahanan pangan nasional.

Percepatan Distribusi dan Sinergi Daerah

Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto menegaskan realisasi distribusi beras Bulog saat ini sudah di atas 5.000 ton per hari. Namun, percepatan tetap diperlukan agar target penyaluran 1,1 juta ton dapat terselesaikan sebelum akhir tahun.

"Dengan sisa waktu 107 hari, distribusi harian perlu ditingkatkan mendekati 10 ribu ton per hari agar harga beras lebih stabil di hampir semua daerah," kata Indra.

Ia mengapresiasi dukungan instansi dan pemerintah daerah yang ikut memperkuat penyaluran beras melalui gerakan pangan murah (GPM). Menurutnya, keterlibatan daerah menjadi kunci memperluas jangkauan intervensi.

"Jika setiap kelurahan menyelenggarakan GPM minimal seminggu sekali sesuai kebutuhan warganya, realisasi target distribusi akan lebih mudah dicapai," ujarnya.

Langkah kolaboratif ini penting agar upaya pengendalian inflasi pangan dapat terwujud di seluruh lapisan masyarakat. Dengan distribusi yang cepat dan merata, stabilisasi harga akan terasa di semua wilayah.

Sementara itu, data Panel Harga Bapanas menunjukkan harga beras premium saat ini berada di Rp16.009 per kilogram, beras medium Rp13.879 per kilogram, dan beras SPHP Rp12.569 per kilogram. Data ini menjadi indikator bahwa kebijakan intervensi mulai memberikan dampak terhadap pasar.

Dengan kombinasi intervensi beras SPHP, bantuan pangan, dan SPHP jagung, pemerintah menargetkan ketahanan pangan nasional tetap terjaga hingga akhir tahun. Sinergi dengan pemerintah daerah serta partisipasi masyarakat diharapkan memastikan semua program berjalan efektif.

Terkini